Rabu, 14 September 2016

Nol Bukan Berarti Kosong


Hasil gambar untuk nol bukan berarti kosongSebagai orang yang berkecimpung di dunia pendidikan (dalam hal ini sekolah formal) saya sering miris menyaksikan dan mengalami betapa yang diajarkan di sekolah kadang-kadang begitu kontras dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Bibit kebaikan  disemai dalam ruang yang dibatasi empat dinding. Di lokasi yang tidak tersekat dinding, siswa sukar melihat penerapannya.
Di sekolah diajarkan sopan santun. Di masyarakat sopan santun itu sedikit demi sedikit tergerus. Di kelas diajarkan bahwa dalam berdemokrasi, pihak yang kalah harus menerima kenyataan/ kekalahan. Yang ditemui siswa di masyarakat pihak yang kalah terus menerus menggoyang pemenang. Sedang pihak pemenang tidak juga tinggal diam. Yang kalah dihabisi.

Agaknya demikian pula yang terjadi pada bahasa dan kita. Di sekolah diajarkan norma bahasa yang baik dengan harapan siswa menjadi benar dalam berbahasa. Tetapi di luar sekolah siswa biasa menemui orang dengan bahasa tutur yang tidak pas. Contoh paling gampang adalah istilah nol dan kosong. Sebenarnya nol dan kosong merupakan dua entitas yang berbeda.

Nol adalah bilangan. Bilangan dari India yang diangkat oleh Al-Khawarizmi untuk melengkapi angka Arab lama sehingga menjadi bilangan Hindu Arab tersebut memang menggambarkan ketiadaan. Dalam hal ini bisa berarti kosong. Tetapi keduanya tentu tidak bisa dipertukarkan. Contohnya ‘tas kosong’ yang maknanya tas tiada berisi, tentu tidak bisa disebut sebagai tas nol.

Yang terjadi di masyarakat ketika menyebutkan nomor telepon 0298318066, misalnya. Yang biasa diucapkan adalah kosong dua sembilan delapan tiga satu delapan kosong enam enam. Sementara sangat jarang yang menyebutnya sebagai nol dua sembilan delapan tiga satu delapan nol enam enam.

Untuk ilustrasi, seorang guru matematika memberikan nilai 0 (nol), jika semua soal di jawab salah, dan tidak menuliskan apapun (biasanya tanda "-") pada buku nilai. Mengapa ? Siswa di berikan nilai 0, karena salah menjawab semua soal, dan tidak diberikan nilai (dikosongkan pada buku daftar nilai), karena tidak ikut ulangan.

Meskipun bukan guru bahasa Indonesia, tetapi atas nama tanggung jawab sebagai pendidik, saya selalu menekankan untuk berbahasa yang baik. Karena itu saya berusaha menekankan bahwa nol dan kosong adalah sangat berbeda. Dan ini ditekankan dalam subjek yang saya ampu yakni dalam pembelajaran Himpunan. Himpunan kosong dengan lambang {}. Dengan demikian tiada anggotanya. Tetapi null set atau himpunan dengan anggota nol dilambangkan sebagai {0}. Berarti himpunan ini mempunyai satu anggota, yakni nol. Atas dasar itu siswa saya pada akhirnya paham bahwa nol dan kosong adalah dua hal tidak sama. Tetapi saya juga sadar bahwa di luar sana kaidah yang berlaku tentu tidak sama. Demikian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar